Pandji, Lawan Secara Konstitusional Atau…?

Tulisan ini semacam surat terbuka yang saya tujukan untuk Pandji Pragiwaksono. Saya memberanikan diri menulis ini karena ada pertanyaan dan ajakan yang ingin saya sampaikan kepada Pandji setelah saya menonton videonya berjudul “KAMU KENAPA, INDONESIA?”. Video tersebut dirilis di channel YouTube miliknya pada tangal 6 Maret 2021. Saya pertama kali menonton videonya beberapa hari setelah tanggal rilis.

Hal menarik dan paling saya ingat dari video berdurasi hampir 29 menit ini adalah kata ‘LAWAN’ yang diucapkan Pandji di bagian hampir akhir videonya. Sebaiknya tonton videonya dari awal hingga akhir, namun kalau ingin menyimak cepat tanpa kehilangan konteksnya, langsung saja ke menit ke 22, simaklah hingga bagian akhir video. Berikut ini saya sisipkan videonya.

Karena kata “LAWAN” yang paling saya ingat dari video tersebut, URL tulisan ini saya buat menjadi PartaiGolPut.com/lawan. Menurut saya, judul video tersebut lebih tepat pake satu kata saja yaitu “LAWAN’.

Sekedar Konten Keresahan Atau Ajakan Perlawanan?

Saya bisa memahami kenapa Pandji tidak memilih kata ‘LAWAN’ untuk judulnya. Mungkin Pandji hanya ingin menyampaikan keresahannya dan kata “LAWAN” yang Pandji ucapkan hanya sekedar ucapan. Karena itu Pandji tidak memperjelas apa atau siapa yang harus dilawan, bersama siapa melawannya, kapan melawannya, bagaimana melawannya, tujuan melawannya untuk apa, sumber daya apa yang diperlukan untuk melawan, bagaimana strategi melawannya dan masih banyak ketidakjelasan dari kata “LAWAN’ yang Pandji ucapkan.

Jadi niat Pandji membuat video tersebut mungkin memang bukan untuk menyampaikan ajakan perlawanan. Mungkin karena Pandji sudah memperhitungkan konsekuensinya. Mungkin Pandji tidak mau dituduh memprovokasi atau mengajak makar.

Melalui tulisan ini, saya ingin bertanya kepada Pandji, apa maksud kata ‘LAWAN’ yang Pandji ucapkan di video tersebut?

Melawan Secara Konstitusional Tidak Perlu Takut

Menurut saya, kita tidak perlu takut menyampaikan ajakan perlawanan kalau perlawanan yang akan kita lakukan adalah perlawanan konstitusional. Sebagai negara demokrasi, kita sepakat bahwa Pemilu merupakan ‘medan perang’ yang konstitusional untuk mengganti (menggulingkan) kekuasaan. Saya sepakat dengan Pandji, bahwa menggulingkan kekuasaan secara inkonstitusional akan berdampak kepada rakyat kecil yang jadi korban. Mau tidak mau saat ini kita harus sabar menerima Pak Jokowi sebagai Presiden sampai habisnya masa jabatan beliau.

Saya yakin banyak yang merasakan keresahan seperti yang Pandji rasakan, termasuk saya sendiri. Saya juga merasa kesepian seperti Pandji. Saya ingin melawan, tapi mustahil saya lakukan sendirian. Karena itu saya ingin mengajak Pandji ngobrol mengenai keresahan yang sama-sama kita rasakan, siapa tahu ada yang bisa  kita sinergikan. Saya memang buka siapa-siapa. Saya hanya ingin melawan bersama dalam satu barisan dengan orang-orang yang punya martabat dan integritas. Tujuan utamanya bukan kemenangan, tapi bagaimana melawan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.

Sambil mempertimbangkan ajakan saya, silahkan Pandji baca tulisan saya partaigolput.com/tersesat/ dan partaigolput.com/pesimis-optimis/.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *