Solusi Untuk Demokrasi Berbiaya Tinggi

Indonesia menganut sistem demokrasi. Sebagai rakyat saya tidak punya pilihan. Kalau ada yang mau mengganti dengan sistem lain, saya tidak akan mendukung, juga tidak akan menolaknya. Justru kepada pihak yang yakin bahwa demokrasi  adalah pilihan yang paling tepat, ijinkan saya bertanya. Apakah Indonesia sudah menjalankan demokrasi yang sebenarnya? Apakah saat ini rakyat Indonesia benar-benar punya hak pilih?

Kalau memang benar punya hak pilih, seharusnya kita bisa memilih siapa pun untuk menjadi pemimpin kita. Termasuk bisa memilih orang yang benar-benar kita kenal dan kita percaya, walaupun tidak terkenal di media massa.

Kenyataannya, saat ini kita hanya bisa ‘memilih’ calon pemimpin yang sudah dipilihkan. Memang sekarang ada pilihan untuk mengajukan calon independen, tapi prosedurnya sangat memberatkan. Dan semua calon pemimpin yang bisa kita pilih harus tega mengorbankan martabatnya dengan menawar-nawarkan diri layaknya barang dagangan.

Sebagai orang yang di KTP-nya beragama Islam saya tidak mau ikut mengharamkan demokrasi hanya karena dianggap sistem kufir. Sejauh yang saya tahu ada beberapa nilai-nilai demokrasi yang kompatibel dengan nilai-nilai Islam. Demokrasi dan Islam sama-sama mementingkan prinsip musyawarah.

Saya tidak setuju dengan prinsip ‘demokrasi harga mati’. Saya setuju saja kalau Indonesia berganti sistem politik & pemerintahan, asalkan prosesnya tidak menyengsarakan rakyat dan menimbulkan pertumpahan darah. Tapi menurut saya daripada memperjuangkan pergantian sistem, lebih baik memperbaiki sistem demokrasi yang saat ini berlaku.

Semua praktisi demokrasi di Indonesia mengakui bahwa demokrasi kita merupakan demokrasi yang berbiaya tinggi. Selain itu, menurut saya demokrasi kita juga merupakan demokrasi yang tidak menjunjung tinggi martabat kita sebagai manusia.

Sistem Demokrasi Yang Ideal

Demokrasi kita akan menjadi lebih baik dengan cara memperbaiki sistem yang berlaku dalam pemilu. Seseorang yang saya anggap sebagai guru kehidupan pernah mengusulkan agar sistem pemilu kita diubah menjadi sistem pemilu langsung, bebas dan tidak rahasia. Masing-masing rakyat mengajukan satu orang yang menurut mereka layak menjadi pemimpin kepada Panitia Pemilihan semacam KPU. Rakyat tidak perlu merahasiakannya agar mereka bertanggungjawab dengan pilihannya. Selanjutnya Panitia Pemilihan melakukan perhitungan. Urutan pertama yang paling banyak dipilih berhak menjadi pemimpin, urutan kedua yang banyak dipilih berhak menjadi wakilnya.

Dengan sistem pemilu seperti di atas maka tidak perlu adanya kampanye yang menguras biaya yang sangat besar. Selain itu pemimpin yang terpilih juga tidak perlu mengorbankan martabatnya dengan menawar-nawarkan dirinya.

Usulan sitem pemilu seperti diatas kemungkinan besar akan ditolak oleh kalangan partai politik. Karena kalau sistemnya seperti itu, seolah-olah partai politik tidak diperlukan lagi. ((( Lho memangnya selama ini partai politik ada gunanya?… heuheuheu… ))).

Sistem demokrasi menjamin hak untuk berkumpul dan berserikat. Keberadaan partai politik tentu saja tetap diperlukan. Fungsi utama partai politik adalah melakukaan pendidikan politik kepada masyarakat sesuai ideologi yang mereka yakini. Dari partai politik seharusnya lahir politisi-politisi yang punya prinsip ideologi yang kuat serta berkarakter dan berintegritas. Partai politik seharusnya tidak dijadikan sebagai alat dagang kekuasaan.

Untuk mewujudkan sistem pemilu yang ideal memang butuh perjuangan. Saya yakin kita bisa mewujudkannya bersama-sama walaupun harus berhadapan dengan kepentingan partai politik yang saat ini mendominasi sistem politik kita. Sebagai rakyat, saya lelah menyaksikan efek negatif dari sistem politik yang ada saat in. Adakah yang memiliki kegelisahan yang sama dengan saya?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *